Kecerdasan yang sangat mengagumkan adalah imajinasi, yang jika digunakan secara tepat akan membuat seseorang mampu mengubah gemuruh air terjun menjadi sumber daya dan energi.
Menurut kamus, imajinasi berarti sebuah kecederdasan konstruktif yang
mampu mewujudkan kumpulan berbagai pengetahuan atau gagasan menjadi
sebuah hal baru, murni, dan rasional; sebuah kecerdasan konstruktif
meliputi puisi, seni, filsafat, dan ilmu pengetahuan. Adapun imajinatif
terdiri atas dua jenis, yaitu sintetik dankreatif. Imajinasi sintetik
mengandung pengertian sangat luas dan multi-tafsir. Imajinasi ini dapat
digunakan untuk menguji sebuah kebenaran, konsep, dan gagasan, serta
bisa menciptakan sebuah kombinasi dan perencanaan baru dari berbagai hal
tersebut. Semua orang mempunyai imajinasi sintetik dalam tingkatan yang
berbeda-beda. Sementara imajinasi kreatif biasanya hanya dimiliki oleh
para seniman, penulis, musisi, dan ilmuwan yang masuk dalam golongan
maestro saja.
Bagaimana perkembangan imajinasi pada setiap orang? Jika selalu
digunakan, daya imajinasi sintetik dan kreatif akan mengalami
peningkatan kekuatan, seperti halnya latihan fisik yang akan
mengembangkan kekuatan beberapa organ atau otot tubuh. Berbagai
penelitian dari para psikolog telah membuktikan hal tersebut. Oleh
karena itu, mereka yang ingin meraih kesuksesan hidup dan tidak ingin
hidup sengsara, tidak akan pernah mengabaikan kemampuan imajinasinya.
Orang yang ingin sukses dalam hidupnya sepenuhnya menyadari bahwa
imajinasi merupakan bengkel bagi semua gagasan manusia, dan semua
gagasan besar yang menguntungkan dihasilkan dalam bengkel ini. Jika
bengkel ini tidak berfungsi dengan baik, hal yang dihasilkan juga kurang
berkualitas. Selanjutnya, ide yang kurang tidak berkualitas akan
menghasilkan keuntungan yang rendah. Seperti kita ketahui, bahwa orang
yang ambisius tidak pernah berkeinginan menghasilkan sebuah kesuksesan
yang sepele saja. Sebaliknya, ia justru ingin menikmati keberhasilan
yang mengagumkan.
Sejarah telah dipenuhi banyak contoh tentang orang-orang yang
mengembangkan kemampuan imajinasinya dan memberikan kontribusi dalam
kemajuan peradaban umat manusia. Air Terjun Niagara hanyalah sekadar air
terjun biasa, hingga seseorang yang berimajinasi tinggi memanfaatkannya
dengan mengubah energi air terjun itu menjadi energi listrik. Jauh
sebelum orang yang memiliki imajinasi ini datang, ratusan ribu orang
sudah menyaksikan keindahan dan mendengar gemuruh air terjun tersebut.
Akan tetapi mereka semua kurang memiliki imajinasi untuk
memanfaatkannya.
Morse mempersembahkan telegram kepada dunia hanya karena di dalam
imajinasinya, ia mampu melihat sebuah cara berkomunikasi yang jauh lebih
baik ketimbang pos. Kita juga menikmati kemudahan bertelepon berkat
jasa Bell, yang bisa mengimajinasikan sesuatu yang lebih baik dibanding
telegram. Itu baru sebagian, belum semua. Kita menikmati peradaban
modern sebagai hasil dari usaha kumulatif yang diciptakan oleh
orang-orang yang memiliki gagasan dan pandangan yang hebat. Jika
orang-orang hebat ini tidak mengembangkan imajinasi mereka secara
optimal, dan menggunakannya untuk hal-hal yang menguntungkan manusia,
maka sangat mungkin kita masih hidup sebagai manusia liar di dalam gua.
Namun, itulah sejarah manusia. Tuhan menuntun mereka untuk berpikir dan
memanfaatkan alam ciptaan-Nya untuk kesejahteraan manusia. Itulah
hebatnya jika imajinasi manusia selalu diiringi dengan bimbingan illahi.
Perlu diketahui bahwa penggunaan imajinasi tidak hanya bertujuan
untuk melahirkan penemuan ilmiah saja. Ia juga sama pentingnya dalam
seni, politik, dan ekonomi. Siapa yang tidak mengakui kehebatan simponi
karya Betthoven, juga lukisan monumental “Mona Lisa” karya Leonardo da
Vinci, itu merupakan bukti yang sangat mengesankan atas kesuburan
imajinasi sang jenius. Orang yang memiliki daya imajinasi yang baik juga
telah terbukti menjadi pemimpin dalam dunia bisnis dan industri. Kita
ambil controh, Bill Gate si empunya Microsoft. Ia begitu terimajinasi
saat melihat “computer” untuk yang pertama kali, saat dia duduk di SMA.
Selanjutnya imajinasinya terus berkembang hingga menjadikannya sebagai
“raja software” saat ini.
Imajinasi juga terbukti signifikans dalam mengatasi berbagai
permasalahan hidup, yang sama pentingnya dalam melakukan
penemuan-penemuan ilmiah. Sentuhan imajinasi akan mengubah kehidupan
yang tumpul dan membosankan menjadi sebuah pengalaman hidup yang
menarik. Dengan imajinasi, sebuah rawa yang ditumbuhi eceng gondok dapat
disulap menjadi objek wisata yang menawan yang dilengkapi “warung
apung” yang menyajikan masakan istimewa berupa ikan bakar. Atau dibangun
sebuah pusat perdagangan yang dapat meningkatkan kesejahteraan warga
sekitar.
Seorang istri yang memiliki daya imajinasi juga dapat menciptakan
keajaiban yang serupa di rumahnya. Semua orang yang mengunjungi rumah
Omega akan mengagumi kemampuannya dalam menata rumah. Semua itu terjadi
karena imajinasinya bekerja dengan baik. Selain memasak untuk keluarga
besarnya, ia juga pandai merawat keempat anaknya. Semua ia kerjakan
sendiri, tanpa pembantu. Namun, di luar kesibukannya dia masih mampu
menata rumahnya dengan rapi.
Sementara itu, Salma keadaannya jauh berbeda dengan Omega. Salma
memiliki keluarga kecil yang terdiri dari tiga orang. Ia juga memiliki
pembantu yang membantunya mengerjakan pekerjaan rumah. Kendati demikian,
rumahnya masih saja terlihat seperti gudang. Perabot rumahnya yang
terbilang mahal itu dipenuhi lapisan debu. Pakaian kotor tergantung
hampir di setiap sudut ruangan. Singkatnya, rumahnya berantakan seperti
kapal pecah. Semua ini terjadi karena ia tidak menggunakan imajinasinya
dalam menata rumah. Ia justru menyia-nyiakan waktu dengan menonton tv
atau ngrumpi dengan tetangga. Ia tidak menyadari bahwa memelihara rumah lebih penting dari pada kegiatan mubazir itu.
Sekarang pertanyaannya: apakah imajinasi merupakan anugerah Tuhan
yang hanya diberikan kepada orang-orang tertentu saja? Tentu saja tidak.
Semua orang menerima anugerah yang namanya imajinasi itu pada tingkatan
yang berbeda-beda. Memang, tidak semua orang mampu menggunakan
imajinasi mereka untuk membuat karya seni yang luar biasa atau
menciptakan penemuan ilmiah. Akan tetapi, kita semua jelas sekali mampu
meningkatkan imajinasi yang kita miliki hingga pada tingkatan yang
memungkinkan kita meraih sebentuk kesuksesan bagi diri kita
masing-masing.
So . . apa tindakan kita? Kita memang
harus berusaha meningkat daya imajinasi. Jika usaha-usaha awal kita
dalam mengolah imajinasi tidak berhasil dengan baik, kita tidak boleh
berkecil hati. Bahkan Thomas Eddison yang kita kenal sebagai penemu
lampu listrik yang pertama kali, bukanlah seorang jenius. Akan tetapi,
berkat imajinasinya bukan saja kota London yang terang benderang dengan
lampu listrik ciptaannya, seluruh dunia pun menikmati hasil
imajinasinya. Kita tentu dapat mengambil pelajaran dari
pengalaman-pengalaman orang-orang hebat dalam mengolah imajinasinya.
https://septiyan7.wordpress.com/2009/01/14/kekuatan-ajaib-imajinasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar