Jumat, 25 Januari 2019

SURROUNDED By MASHA ALLAH PEOPLE


Assalamu'alaikum


Saya mau sharing tentang perjalanan saya selama belajar IELTS, dimana saya bertemu dengan kawan-kawan yang luar biasa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Setelah saya bergabung dengan YIB, banyak hal baru yang saya temui, salah satunya adalah perbedaaan budaya seperti bahasa, adat istiadat (kebiasaan) dan makanan. Bukan hanya itu saja, perbedaan point of view atau perpective dari sudut pandang berbeda juga saya rasakan disini. Bahkan cara belajar dan melaksanakan kebiasaan ibadahpun, setiap orang membawa ciri-khasnya masing-masing.








Sepantasnya bagi seorang penuntut ilmu untuk tidak bergaul kecuali dengan orang yang bisa memberinya faedah (lmu) atau dia (teman tersebut) bisa mengambil faedah (ilmu) darinya. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam :

Hendaknya engkau menjadi seorang alim atau orang yang belajar. Jangan menjadi jenis yang ketiga, maka engkau akan binasa.” (HR. Ibnu Abdilbar dalam Kitabul ‘Ilmi)


Bila dia hendak ikut dalam pertemanan atau diajak berteman dengan seseorang yang menyia-nyiakan umurnya, tidak bisa memberinya faedah (ilmu), tidak pula bisa mengambil ilmu darinya, tidak bisa menolongnya untuk urusan yang sedang ditempuhnya (yakni ilmu), maka hendaknya dia dengan lemah lembut memutus jalan pertemanan tersebut dari awal, sebelum hubungan itu menjadi erat. Karena bila sesuatu telah kokoh, akan sulit menghilangkannya. Dan di antara ucapan yang beredar di kalangan fuqaha: “Mencegah lebih mudah daripada menghilangkan.”

Bila dia membutuhkan teman, hendaknya dia memilih orang yang shalih, beragama, bertakwa, wara’, cerdas, banyak kebaikannya lagi sedikit keburukannya, baik dalam bergaul, dan tidak banyak berdebat. Bila dia lupa, teman tersebut bisa mengingatkannya. Bila dia mencoba mengingat, teman ini bisa menolongnya. Bila dia sedang membutuhkan, temannya ini bisa membantu. Bila dia sedang bosan, teman ini bisa menyabarkan dirinya.


(Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim fi Adabil ‘Alim wal Muta’allim, karya Ibnu Jamaah Al-Kinani Rahimahullah, cet. Darul Kutub Al-Ilmiyyah, hal. 83-84)
Disalin dari Majalah Asy Syariah Vol. V/No. 58/1431 H/2010