وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا
وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ
بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ
Dan tidak ada bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di
belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu
diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki.
Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. (Asy Syura’ 51)
Dalam Surat Asy Syura ayat 51 diatas disebutkan bahwa ada 3 cara Allah berkomunikasi dengan manusia :
- Dengan perantaraan wahyu yang langsung muncul didalam hati dan fikiran manusia
- Dari belakang tabir atau hijab
- Dengan perantaraan utusan ( Malaikat) yang menyampaikan pesan dari Allah
Setiap orang bisa
berkomunikasi dengan Allah, asal mau dan mengikuti cara serta prosedur
yang telah ditetapkan oleh Allah sendiri. Allah adalah
penguasa tertinggi di Alam Jagat Raya, Dia maha tinggi, Maha agung ,
Maha kuasa , Maha mulia, Maha terpuji……dan maha segala galanya. Kita
adalah mahluk ciptaanNya yang sangat kecil dan lemah. Diri kita sangat tidak berarti dan berharga jika dibandingkan dengan alam semesta yang diciptakanNya ini.
Sangat tidak wajar dan tidak patut kalau kita ingin berkomunikasi dengan Allah , menggunakan cara semau kita sendiri. Dia akan menutup pintu jika kita berkomunikasi dengan Nya secara seronok menggunakanj cara kita sendiri. Allah telah menyiapkan perangkat dan prosedur untuk
berkomunikasi denganNya. Kita yang butuh padaNya bukan Dia yang butuh
pada kita . Ikutilah tata cara dan prosedur yang telah ditetapkanNya .
Dia akan menerima kita dengan senang dan penuh perhatian. Nikmatilah
berkomunikasi dan bercakap cakap denganNya. Dia siap menerima kita dalam
pembicaraan secara khusus seorang diri ataupun secara beramai- ramai (berjama’ah).
Fikiran dan hati adalah
alat utama untuk berkomunikasi dengan Allah, kita tidak mungkin bertemu
Allah secara fisik . Kita harus melatih kepekaan hati dan fikiran untuk
berkomunikasi denganNya. Allah maha tahu tentang keadaan kita, Dia
selalu menjawab pertanyaan kita baik yang diucapkan secara lisan maupun
dalam hati. Masalahnya hati dan fikiran kita kurang peka sehingga tidak
mampu menangkap isyarat atau jawaban dari Allah.
Untuk dapat menangkap isyarat dari Allah kita harus melatih kepekaan hati dan fikiran untuk memahami dan menangkap isyarat yang diberikan Allah kepada kita dalam kehidupan sehari hari. Setiap saat Ia selalu mengingatkan
kita akan berbagai hal yang merupakan bimbingan , petunjuk atau
peringatan akan adanya bahaya yang mengancam. Orang yang hati dan
fikirannya kusut dan kasar , tertutup
berbagai dosa dan maksiat tidak akan mampu menangkap isyarat tersebut.
Merekalah orang yang hidup dalam kegelapan, kebingungan , kesesatan dan terpuruk dalam penderitaan berkepanjangan didunia dan akhirat.
Sholat dengan khusu dan benar adalah salah satu cara berkomunikasi dengan Allah , yang telah ditetapkan oleh Allah sendiri. Maka Rasulullah bersabda :” As sholatu mi’rojul mu’min, Sholat itu adalah Mi’rajnya orang mukmin “ . Barang siapa yang ingin berdialog dan bercakap cakap dengan Allah, lakukan lah sholat dengan khusu’ dan benar. Kalau
kita sudah terbiasa berdialog dengan Allah dalam sholat , kebiasan
berdialog itu akan muncul secara otomati diluar sholat ,ketika kita
menghadapi berbagai masalah. Insya Allah kita akan selalu medapat
bembinganNya dalam mengatasi berbagai masalah yang menghampiri kita.
Melakukan sholat dengan
khusu’ dan benar, membutuhkan latihan. Kita perhatikan banyak orang
yang sholat asal asalan. Antara gerakan sholat , bacaan , fikiran dan
hatinya tidak sinkron. Dia tidak mengerti apa yang dibaca dalam sholat,
hati dan fikirannya melayang kemana mana. Ia tidak pernah serius
menghadap Allah. Sholat hanya sekedar kewajiban ritual yang harus
dipenuhi. Orang yang melakukan sholat seperti ini tidak akan merasakan
nikmatnya berkomunikasi dan bercakap cakap dengan Allah . Saat sholat adalah saat kita bercakap cakap dan berdialog dengan Allah, lakukanlah dengan serius.
Kalimat yang kita
gunakan dalam sholat adalah kalimat Al Qur’an, tidak bisa kita rubah
dengan bahasa kita sendiri atau bahasa lain . Itu adalah prosedur yang
telah ditetapkan oleh Allah sendiri. Kita tidak bisa membuat aturan semau kita sendiri, kita harus patuh pada aturan dan prosedur yang telah ditetapkanNya. Untuk
mendapatkan kekhusu’an dalam sholat kita harus mengerti apa yang kita
baca dan ucapkan dalam sholat tersebut. Jika tidak, dijamin fikiran akan
melayang kemana mana dan kondisi khusu’ tidak akan pernah tercapai.
Sholat adalah proses
latihan untuk berkomunikasi dengan Allah. Jika kita sudah terbiasa dan
lancar berdialog denganNya dalam sholat, kita bisa melanjutkan
komunikasi denganNya diluar sholat, tentunya menggunakan bahasa ibu
atau bahasa kita sendiri. Silahkan menggunakan bahasa apa saja yang
kita fahami didunia ini, karena Ia maha mengetahui segala bahasa. Allah
mewajibkan kita mengerjakan sholat minimal 5 kali sehari. Namun untuk
meningkatkan kepekaan hati dan fikiran kerjakanlah sholat sunah sebanyak
banyaknya, terutama pada sepertiga malam terakhir. Saat sholat malam
atau sholat tahajjud adalah saat yang paling tepat untuk melatih
kepekaan diri. Rasulullah selama hidupnya tidak pernah meninggalkan
sholat malam, tirulah beliau.
Dalam melakukan kegiatan sholat umumnya manusia terbagi menjadi 3 golongan:
- Orang yang menganggap sholat sebagai beban atau kewajiban
Ini
adalah sholat yang umum dan paling banyak dilakukan orang, ia
menganggap sholat sebagai kewajiban ritual yang harus dilakukan setiap
hari. Ia merasa sholat sebagai beban yang cukup mengganggu
aktifitasnya sehari hari. Ia melakukan sholat dengan perasaan berat dan
malas. Terkadang sholatnya dilakukan dengan asal-asalan, yang penting
sudah melaksanakan sholat sesuai waktu yang ditetapkan. Umumnya mereka
menunaikan sholat sudah diakhir waktu. Kadang kala mereka menggambung
dua waktu sholat jadi satu tanpa alasan yang bisa dibenarkan.
- Orang yang menganggap sholat sebagai kebutuhan
Kelompok ini sudah lebih meningkat pemahamannya
tentang sholat, ia sudah menyadari bahwa sholat itu dilakukan untuk
keperluan dirinya, bukan untuk keperluan Allah ( Allah tidak butuh
dengan sekalian alam). Ia melaksanakan sholat dengan ikhlas dan ridho,
penuh harapan padaNya. Umumnya mereka mengerjakan sholat diawal waktu.
Seringkali mereka mengerjakan sholat sunat baik sholat sunah rawatib
maupun sholat malam dalam rangka mendekatkan diri pada Allah. Mereka
yakin dengan sholat yang benar dan khusu hidup jadi mudah.
- Orang yang menganggap sholat sebagai suatu kenikmatan
Ini adalah kelompok yang lebih tinggi lagi. Mereka sudah dapat merasakan nikmatnya mengerjakan sholat. Mereka mengerjakan sholat dalam rangka bersenang senang dan asyik berdialog dengan Allah. Mereka tidak merasa lelah mengerjakan sholat , walaupun sampai lama
( dalam bebeapa jam). Sebagaimana Rasulullah mengerjakan sholat malam
sampai beberapa jam hingga kaki beliau bengkak. Dalam satu rakaat beliau
biasa membaca surat yang panjang seperti surat Al-Baqarah, Ali Imran atau Al Maidah.
Silahkan anda mengukur
diri anda sendiri, termasuk kelompok manakah anda??. Jika anda masih ada
pada kelompok satu lakukanlah latihan agar naik menjadi kelompok dua.
Jika anda ada pada kelompok dua usahakanlah agar bisa naik ke kelompok
tiga. Itulah kelompok para Sholihin dan Al Muqarrobin ( orang yang dekat
pada Allah). Itulah orang yang telah mencapai tingkat kepekaan batin
tinggi. Ia sudah terbiasa berkomunikasi dengan Allah dalam sholat. Maka iapun dapat berkomunikasi dengan Allah diluar sholat sama baiknya seperti ketika dalam sholat.
Orang yang sudah mencapai tingkat kepekaan batin tinggi akan mampu berkomunikasi dengan Allah menggunakan salah satu cara sebagaimana yang disebutkan dalam surat Asy Syura’ ayat 51 diatas. Dalam salah satu hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari Rasulullah menyampaikan bahwa Allah telah berfirman:
” Barang siapa yang memusuhi kekasihKu . aku telah mengumumkan perang padanya. Tidak
ada cara bertaqarub seorang hamba padaKu yang lebih-Ku sukai melainkan
melaksanakan kewajiban kewajiban yang telah Aku fardhukan kepadanya. Namun senantiasa hamba-Ku itu berusaha mendekatkan
diri kepada-Ku dengan melakukan hal yang sunat sehingga Akupun
mencintainya. Apabila ia telah Ku-cintai, maka Akulah yang menjadi
pendengaran yang dengannya ia mendengar, penglihatan yang dengannya ia
melihat, tangannya yang dengannya ia memukul, kakinya yang
dengannya ia berjalan. Jika ia memohon padaKu sungguh akan Aku kurniai,
dan jika ia mohon perlindungan padaKu sungguh akan Ku-lindungi. Dan
tidak pernah Aku ragu ragu pada sesuatu disaat Aku akan melakukanNya ,
seperti raguKu untuk mengambil jiwa orang mukmin yang enggan mati,
sedang Aku tidak suka mengganggunya “
Demikianlah kemudahan
yang diberikan Allah kepada orang yang telah mempunyai kepekaan batin
tinggi dan mampu berdialog denganNya setiap saat .
Mari kita
tingkatkan mutu sholat kita dengan berusaha khusuk dan memahami setiap
kalimat yang kita ucapkan dalam sholat. Rasakan kemesraan dan kenikmatan
berdialog dengan-Nya. Rasa nikmat dan dekat dengan-Nya itu akan terus
terbawa diluar sholat. Latihlah hati dan fikiran untuk terus berkomunikasi dengan Allah diluar sholat, rasakan jawaban pertanyaan yang anda ajukan kepada-Nya didalam
hati dan fikiran anda. Tidak ada pertanyaan yang tidak dijawab oleh
Nya. Jika hati dan fikiran anda bersih dan ikhlas anda pasti akan
merasakan jawaban dari setiap pertanyaan anda. Insya Allah ….selamat
mencoba ya sahabat :)
۞ وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ
أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ
يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ
حَكِيمٌ
Referensi: https://tafsirweb.com/9141-surat-asy-syura-ayat-51.html
Referensi: https://tafsirweb.com/9141-surat-asy-syura-ayat-51.html
۞ وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ
أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ
يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ
حَكِيمٌ
Referensi: https://tafsirweb.com/9141-surat-asy-syura-ayat-51.html
Referensi: https://tafsirweb.com/9141-surat-asy-syura-ayat-51.html
۞ وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ
أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ
يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ عَلِيٌّ
حَكِيمٌ
Referensi: https://tafsirweb.com/9141-surat-asy-syura-ayat-51.html
Referensi: https://tafsirweb.com/9141-surat-asy-syura-ayat-51.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar