Minggu, 13 Januari 2013

The Power Of Sedekah - (Part 2) Dalam 7 hari Allah menggantinya

Sebenernya aku agak takut untuk mencerikatan yang satu ini, karna aku takut dianggap riya dan sebagainya. Tapi ini cerita yang sangat menarik dan juga untuk mengenang kebaikan almarhum Rektorku Prof. Yoyok Mulyana. Saat aku kecelakan dulu, adalah masa-masa kepemimpinan Alm. Prof Yoyoy dikampus Untirta. Alhamdulillah beliau bertanggung jawab atas rubuhnya canopy gedung perkuliahan yang menimpaku, dan semua biaya pengobatan ditanggung oleh pihak kampus dan katanya juga dari pihak pendonor. Biaya pengobatanku sangat besar sekali, beberapa kali aku melakukan operasi yang tentunya memakan dana yang cukup besar. Dibalik musibah dan setiap kesedihan pasti ada hikmah. Kadang aku berfikir, seandainya saat itu aku mengalami kecelakan dijalanan atau ditepat lain, belum tentu ada pihak yang mau bertanggung jawab dan mendanai biaya pengobatan sebesar yang dilakukan Kampus Untirta kepadaku. Okee, back to topick. Jadi, saat itu aku masih dalam masa perawatan (sekitar bulan Desember 2006). Ada seorang kawan Ibuku yang datang menjenguk, dan saat itu dia menangis melihat kondisiku. Dia mendoakanku dan ketika dia hendak pulang, dia memberikan uang yang langsung ditaro dalan gengaman tanganku saat aku mau menyalami tangannya. Lalu orang itu pulang, dan aku terkejut seketika, melihat jumlah uang yang dia berikan Rp 100.000 rupiah. Dan orang yang memberikan aku uang ini adalah orang yang selama ini orangtuaku bantu. Aku malu, karna orang ini adalah orang susah, kenapa dia malah memberikan aku uang sebesar ini, yang aku pikirkan adalah apakah hari itu dia punya uang untuk keperluan anak dan istrinya?. Untuk pertama kalinya aku merasan seolah-seolah aku ini orang susah. Seumur hidup aku belum pernah menerima pemberian berupa uang dari orang lain ketika aku sakit. Aku malu, apalagi yang memberikan ini adalah orang susah yang biasa keluargaku tolong. Tapi kali ini rasanya aku tak berdaya, berdiri dan berjalan saja aku tidak mampu. Karna kondisiku benar-benar hanya bisa berbaring diatas tempat tidur.

Uang seratus ribu rupiah itu aku simpan dibawah bantal, aku menunggu semua orang-orang didalam ruangan keluar dan pulang. Sampai pada akhirnya dikamar hanya ada aku dan Ibuku. Lalu aku panggil mama, dan menggenggam tangan mama sambil berkata :
E:  "Mama, tadi temen mama ngasih esa uang, seratus ribu. Bukannya dia orang susah Ma?, kok malah ngasih esa uang sebanyak ini".
M: "Terima aja kakak esa, seraya esa doain orang itu semoga Allah kasih rejeki yang berlimpah untuk dia sekeluarga"
E: "Ia mama, insya allah esa doain. Tapi mama, uang ini mau diapain, esa kan gak bisa ngapa-ngapain percuma pegang uang juga. Gini aja, mama bisa ga bantuin esa, kasih uang ini untuk anak yatim trus minta doanya supaya esa diberi kesempurnaan kesembuhan dan moga-moga besok-besok ada rejekinya biar bisa kasih uang lebih lagi"

Lalu hari itu juga Ibuku melaksanakan amanah yag aku minta.

Satu minggu kemudian, Alm. Prof. Yoyo datang mengunjungiku secara pribadi tanpa mahasiswa BEM menemaninya. Saat itu Pak Yoyo membawa sebuah Map bnerwarna merah, yang aku kira mungkin itu isinya adalah berkas-berkas. Pak yoyo bertanya padaku, "Neng esya suka denger musik?", aku jawab "suka banget Pak, saya seneng denger musik". Lalu Pak Yoyo memberikan mamp merahnya padaku dan berkata "Ini untuk esya, bisa kamu pakai untuk beli MP3, supaya kamu ga kesel diatas tempat tidur terus".
Subhanallah, ternyata saat itu Pak yoyo memberikan aku uang sebesar Rp 1.000.000 , jumlah yang sangat besar. Tidak lupa aku mengucapkan terimakasih. Janji Allah memang benar. Kita beri 1 akan dibalas 10 kali lipat bahkan lebih.
Hari itu Pak yoyo sedikit memberiku nasehat,karna aku sempat menangis dan mengeluh padanya, "Pak kenapa ya gak pelacur aja yang dikasih kayak gini, kenapa gak maling aja yang dikasih musibah kaya gini, emang esa salah apa??? kenapa harus esa yang begini...". Pak Yoyo menenangkanku mengusap-ngusap punggung seraya berkata, "Neng esya harus bersyukur, justru karna Allah sayang dan perhatian sama esya makanya dia kasih ujian ini. kenapa pelacur,maling dan penjahat dibiarkan hidup enak dan senang karna Allah tidak sayang dan cuek pada mereka. Saat itu juga aku yang sedang menangis merengek-rengek langsung terdiam. Benar juga apa yang dikatakan Pak Yoyo.

aku ingat akan sebuah ayat yang bunyinya
"Laa yukallifullahu nafsan illa wus'aha ..."
Artinya: "Allah tidak akan membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya...(QS. Al-Baqarah:286)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar