Assalamualikum, malam ini esa mau cerita tentang keajaiban dari sedekah. Ini pengalaman pribadi, jauh sebelum aku mendalami ilmu sedekah. Semasa SMA, aku sering mendengarkan tausyiah Ust. Yusuf Mansyur tentang "Kun Fayakun" (apabila terjadi, terjadilah) petikan dari surat yasin ayat 82. Dan juga tentang ilmu sedekah. Namun saat ini, aku hanya menyimaknya saja tanpa mempraktekannya dalam keseharianku. Aku selalu mianerasa, sedekah itu nanti saja ketika aku sudah memiliki penghasilan tetap, menjadi orang kantoran misalnya. Ketika usiaku memasuki 17 tahun, disekolahku sedang ada kunjungan dari PMI (Palang Merah Indonesia), saat itu aku sangat ingin mendonorkan darahku karna aku ingin menjadi orang yang bermanfaat walaupun hanya melalui darah. Diluar sana pasti banyak orang-orang yang membutuhkan darah, mumpung aku masih muda dan memenuhi persyaratan dengan tekad yang kuat aku beranikan diri untuk mendonorkan darah dan alhamdulillah dari segi umur, berat badan, riwayat kesehatan dan tekanan darah, aku lolos dan diperbolehkan untuk menjadi pendonor.
Aku ingat sekali, saat itu perwakilan pendonor darah dari kelasku hanya beberapa orang saja, karna memang tidak semua teman-temanku memenuhi kualifikasi untuk menjadi pendonor. Aku ingat teman-temanku yang ada diruang PMI saat itu adalah Malki, Cen-cen (Chandra), Ichsan Baidilah, Cindy dan aku sendiri. Kebetulan aku mendapat giliran yang paling akhir untuk donor darah. Aku lihat wajah-wajah teman-temanku yang sedang donor darah pucat dan tegang, bahkan ada pula yang sambil mengeluarkan air mata. Aku takut, pasti sakit rasanya. Tapi aku tidak mau mundur karna aku tau donor darah merupakan kegiatan yang berjiwa sosial dan dapat meringankan beban seseorang diluar sana yang sanagt membutuhkan darah.
Tiba saatnya giliranku untuk donor, aku lihat jarumnya besar sekali, lebih besar dari jarum infus atau jarum suntikan vitamin. "Jleppp" aawww, rasanya memang sakit. Setelah jarum ditusukan, darah langsung mengalir ketabung. Tapi saat itu yang aku rasakan adalah kenikmatan. Aku malah ingin menjadi pendonor yang rutin. Katanya, donor darah itu menyehatkan tubuh dan pastinya menumbuhkan rasa jiwa sosial terhadap diri kita sendiri.
Satu tahun kemudian, Pada tahun 2006 aku masuk kedunia perkuliahan. Tetapi tidak disangka aku mengalami kecelakaan dikampus yang menyebabkan aku banyak kehilangan darah. Terjadi pendarahan hebat di kepala dan kaki kananku. Untuk kisah kecelakaan yang aku alami, bisa dilihat di link ini.
Alhamdulillah, saat itu aku cepat-cepat dibawa ke rumah sakit terdekat. Dokter mengatakan, aku butuh banyak darah. Apalagi akan dilakukan operasi. Perkiraan darah yang disiapkan sekiatr 7 tabung darah golongan O. Sayangnya di PMI stok darah gol. O sedang habis. Dan Ayahku disuruh ke Jakarta atau Cilegon untuk beli darah. Beruntung, pada saat itu para mahasiswa yang sedang menjengukku dan tau kondisiku membutuhkan darah, mereka langsung menwarkan diri untuk mendonorkan darahnya padaku. Subhanallah, Allah membantuku dengan sangat cepat melalui mahasiswa-mahasiswa itu. Walaupun aku dalam keadaan setengah sadar, tetap dalam hati aku berucap syukur pada Allah, dan aku teringat ketika aku mendonorkan darah saat SMA dulu.
Aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan mengalami kecelakaan yang menyebabkanku kehilangan banyak darah. Untuk siapapun para Mahasiswa UNTIRTA yang pada saat itu telah menolongku, sungguh aku tidak tau siapa nama kalian dari dari fakultas apa. Dan mungkin kalian juga tidak tau orang yang kalian tolong ketika itu, saat ini sudah bangkit kembali dan sangat ingin sekali mengucapkan terimakasih secara langsung. Selama aku hanya bisa berdoa, pasti Allah akan membalas kebaikan kalian berkali-kali lipat.
Yang aku ingat ketika dirumah sakit dulu, ada salah satu senior aktivis yang mengatakan orang yang saat itu bawa aku kerumah sakit adalah Pman dari fakultas hukum, tapi di Untirta banyak mahasiswa yang dipanggil-panggil Pman (kayak nama tokoh kartun jepang).
Sebenarnya aku punya banyak cerita dan insya allah semoga bermanfaat.
selama ini bisa membawa pada hal kebaiakn , pasti aku share di Blog ;)
Aku ingat sekali, saat itu perwakilan pendonor darah dari kelasku hanya beberapa orang saja, karna memang tidak semua teman-temanku memenuhi kualifikasi untuk menjadi pendonor. Aku ingat teman-temanku yang ada diruang PMI saat itu adalah Malki, Cen-cen (Chandra), Ichsan Baidilah, Cindy dan aku sendiri. Kebetulan aku mendapat giliran yang paling akhir untuk donor darah. Aku lihat wajah-wajah teman-temanku yang sedang donor darah pucat dan tegang, bahkan ada pula yang sambil mengeluarkan air mata. Aku takut, pasti sakit rasanya. Tapi aku tidak mau mundur karna aku tau donor darah merupakan kegiatan yang berjiwa sosial dan dapat meringankan beban seseorang diluar sana yang sanagt membutuhkan darah.
Tiba saatnya giliranku untuk donor, aku lihat jarumnya besar sekali, lebih besar dari jarum infus atau jarum suntikan vitamin. "Jleppp" aawww, rasanya memang sakit. Setelah jarum ditusukan, darah langsung mengalir ketabung. Tapi saat itu yang aku rasakan adalah kenikmatan. Aku malah ingin menjadi pendonor yang rutin. Katanya, donor darah itu menyehatkan tubuh dan pastinya menumbuhkan rasa jiwa sosial terhadap diri kita sendiri.
Satu tahun kemudian, Pada tahun 2006 aku masuk kedunia perkuliahan. Tetapi tidak disangka aku mengalami kecelakaan dikampus yang menyebabkan aku banyak kehilangan darah. Terjadi pendarahan hebat di kepala dan kaki kananku. Untuk kisah kecelakaan yang aku alami, bisa dilihat di link ini.
Alhamdulillah, saat itu aku cepat-cepat dibawa ke rumah sakit terdekat. Dokter mengatakan, aku butuh banyak darah. Apalagi akan dilakukan operasi. Perkiraan darah yang disiapkan sekiatr 7 tabung darah golongan O. Sayangnya di PMI stok darah gol. O sedang habis. Dan Ayahku disuruh ke Jakarta atau Cilegon untuk beli darah. Beruntung, pada saat itu para mahasiswa yang sedang menjengukku dan tau kondisiku membutuhkan darah, mereka langsung menwarkan diri untuk mendonorkan darahnya padaku. Subhanallah, Allah membantuku dengan sangat cepat melalui mahasiswa-mahasiswa itu. Walaupun aku dalam keadaan setengah sadar, tetap dalam hati aku berucap syukur pada Allah, dan aku teringat ketika aku mendonorkan darah saat SMA dulu.
Aku tidak pernah menyangka bahwa aku akan mengalami kecelakaan yang menyebabkanku kehilangan banyak darah. Untuk siapapun para Mahasiswa UNTIRTA yang pada saat itu telah menolongku, sungguh aku tidak tau siapa nama kalian dari dari fakultas apa. Dan mungkin kalian juga tidak tau orang yang kalian tolong ketika itu, saat ini sudah bangkit kembali dan sangat ingin sekali mengucapkan terimakasih secara langsung. Selama aku hanya bisa berdoa, pasti Allah akan membalas kebaikan kalian berkali-kali lipat.
Yang aku ingat ketika dirumah sakit dulu, ada salah satu senior aktivis yang mengatakan orang yang saat itu bawa aku kerumah sakit adalah Pman dari fakultas hukum, tapi di Untirta banyak mahasiswa yang dipanggil-panggil Pman (kayak nama tokoh kartun jepang).
Sebenarnya aku punya banyak cerita dan insya allah semoga bermanfaat.
selama ini bisa membawa pada hal kebaiakn , pasti aku share di Blog ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar