Pintu depan gedung B
sebagian atap teras rusak tertimpa balok beton dari lantai 4
Didalam foto ini, saya sudah dilarikan kerumah sakit setempat
Waktu itu kejadiannya hari senin,,sekitar jam 19.30 ba'da isya. Aku dan dua orang teman kosan, Ratna dan Nora berencana kekampus untuk menjeput salah seorang teman kosan lainnya, Baya yang saat itu sedang kuliah malam (dia mahasiswa non reguler sedangkan kami mahasiwa reguler). Sebagai anak kosan,,kami selalu kompak kemanapun kami pergi. Walaupun salah satunya anak non reguler. Setiap jam makan malam,,biasanya memang kami selalu beli makanan disekitar kampus. Saat itu, Baya yg kebetulan sedang kuliah malam berkata padaku, "Sa, nanti jangan lupa ya jemput Baya ke kampus, kita makan malem bareng sekalian ke warnet buat bikin friendster". Aku mengiyakan ajakannya, karena kebetulan aku juga mau kekampus,,untuk menemui saudara jauhku yang ternyata sekelas dengan Baya. Hampir 8 tahun lamanya aku tidak bertemu dengan saudaraku itu. Aku baru diberi kabar oleh Pamanku, kalo saudaraku itu kuliah di Untirta juga, ambil jurusan Manajement dan kuliahnya kelas non reguler.
Malam itu, sebelum berangkat kekampus aku merapikan kamarku dikosan. Hanphone dan dompet kuletakan dilemari dan aku sempat menitip pesan pada Ratna, teman sekamarku. Aku bilang, "Na, ini dompet sama hp esa simpen dilemari,jadi kalo ada apa-apa tolong kasih ini ke orangtua esa yaah...".
Astagfrlh...aku gak ngerti kenapa aku bisa bilang kayak gitu ke Ratna. Sontak Ratna pun terheran-heran padaku.Tidak biasanya aku berperilaku seperti itu. Seolah-olah akan ada sesuatu yang terjadi padaku.
Bukan hanya itu saja, sewaktu aku hendak berangkat kekampus,,aku sempat berkata yang aneh lagi pada Nora, aku bilang "Duh,perasaan gw gak enak deh". Jadi,,sebelum kecelakaan,, sudah banyak firasat yang melekat dan pertanda itu sudah ada...
Sesampainya dikampus, aku, Ratna dan Nora berjalan memisah. mereka berdua berjalan lamban dibelakangku,sedangkan aku jalan sendirian didepan mereka dengan tergesa-gesa. Sempat aku menarik tangan mereka dan menyuruh mereka supaya cepat jalannya,karna aku takut Baya sudah keluar dari kelasnya. Lalu setelah sampai digeung B, kami bertiga masuk melalui pintu samping. Suasananya sepi sekali...mungkin kelas belum selesai, aku lupa diruang apa Baya kuliah hari ini. Yang jelas, dia bilang di lantai dua. Akhirnya kami bertiga memutuskan untuk berputar masuk lewat pintu depan gedung B.Seperti biasa, aku jalan didepan mereka. Ratna dan Nora berjalan lamban dibelakangku karna mereka sibuk smsan. Aku duluan masuk gedung,, sesampai didalam ketika hendak naik tangga menuju lantai 2, tiba-tiba "Brrraraaakkkk" terdengar suara hentakan kerasa dari atas gedung, seperti ada sesuatu yang patah. Otomatis aku kaget, dan melihat keadaan sekitar. Para mahasiswa yang sedang kuliah pada berhamburan keluar kelas dan berlarian menuju pintu keluar samping kanan dan kiri gedung. Banyak juga yang buru-buru rebutan turun dari tangga sambil teriak "gempaaa....gempaa...".
Jika kalian jadi aku,, apa yang kalian lakukan pertama kali??, pastinya mencari jalan keluar terdekat kan untuk menyelamatkan diri. Nah, saat itu juga aku berlari menuju pintu depan yang barusan aku masuki...aku berlari sekencang-kencangnya, dan saat tepat berada dibawah canopy, langkahku langsung terhenti. Serpihan bebatuan berjatuhan kepundak ku. Aku mengehentikan langkahku, untuk mencari tahu dan melihat dari mana asal serpihan itu. Ketika aku hendak memalingkan wajahku untuk melihat kearah atasku, sontak aku teriak "Allahuakbar!!!!". Kuhalangi wajahku dengan kedua tanganku, saat itu juga dalam hitungan detik, sebongkah balok besar sedang terjun bebas menimpa kepalaku, aku langsung jatuh pingsan dan sepertinya seluruh tubuhku tertimbun oleh sesuatu yang sangan menyakiti tubuh. . . .
to be continued :)
Persis didepan Gedung B... awalnya kalo lewat sini masih suka ngeri (takut ketimpa lagi) tapi seiring berjalannya waktu alhamdulillah jadi gak trauma lagi ^_^ |
----------------------
bagus deh lu selamat, pas kejadian gw lg dilapangan basket. dan gw yang lihat lu dan menghampiri untuk menyelamatkan.
BalasHapus